Kamis, 22 Desember 2011

MENGAPA HARUS BERINTERAKSI DENGAN AL QURAN


MENGAPA HARUS BERINTERAKSI DENGAN AL QURAN
Sebagai muslim, tentunya tidak akan sempurna keislamannya jika belum menerima al Quran sebagai kitab suci pedoman hidupnya karena penerimaannya merupakan konsekwensi logis dari tuntutan keimanan terhadapnya yang merupakan syarat keislaman seseorang. Penerimaan al Quran sebagai pedoman hidup menuntutnya untuk senantiasa berinteraksi dengannya sebagaimana yang disyariatkan. Mengapa setiap muslim harus berinteraksi dengan al Quran, al Quran sendiri memberikan jawabannya sebagaimana di bawah ini.
1.     Refleksi keimanan sejati
Berinteraksi dengan al Quran merupakan refleksi dari keimanan seorang muslim. Tidak dipandang sempurna keimanannya jika tidak berinteraksi dengan al Quran sebagaimana disyariatkan, Allah swt berfirman :
 ﭴ  ﭵ   ﭶ  ﭷ    ﭸ  ﭹ  ﭺ  ﭻ  ﭼ  ﭾ  ﭿ        ﮀ   ﮁ  ﮂ  ﮃ  ﮄ 
Orang-orang yang kami datangkan al-kitab kepadanya, mereka senantiasa membacanya dengan sebenar-benar bacaan, merekalah yang beriman kepadanya dan barang siapa mengingkarinya maka mereka termasuk orang-orang merugi (QS Al Baqarah : 121)
Pada ayat di atas, terdapat kata ‘tilawah’ yang dalam penerjemahannya diartikan ‘membaca’. Kata ‘tilawah’ berasal dari ‘talaa-yatluu-tilawatan’ yang menurut bahasa artinya adalah ‘mengikuti’. Jika ditadabburi, makna tilawah berarti :
a.    Mengikuti huruf demi huruf dalam bacaan sesuai dengan yang dicontohkan yakni dicontohkan oleh Rasulullah saw.
b.    Mengikuti apa yang dibaca dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
c.    Pengamalan tidak dapat direalisasikan jika membacanya tanpa disertai pemahaman.
Adapun kata ‘yatluunahu’ yang artinya ‘membacanya’ (al-Kitab) diungkapkan dalam bentuk kata kerja waktu sekarang (fiil mudhari) yang mengisyaratkan perbuatan rutin atau berkesinambungan. Dengan demikian seorang mukmin akan dipandang sempurna keimanannya jika senantiasa berinteraksi dengan al Quran secara rutin dan berkesinambungan dengan cara membaca, menyempurnakan bacaan, memahami dan mengamalkan dalam kehidupan, jika tidak demikian, maka ayat di atas berkata sebaliknya sebagaimana dipahami dari teksnya.
Dengan deikian, pada ayat di atas terdapat pesan tersirat sebagai berikut :
a.    Seorang Mukmin Wajib berinteraksi dengan Al Quran  karena merupakan tanda keimanan  yang sempurna.
b.    Interaksi dengan Al Quran dimulai dari membaca dan bersungguh-sungguh menyempurnakan bacaannya.
c.    Membaca Al Quran itu dilakukan secara rutin berkesinambungan.
d.    Membaca itu hendaknya disertai pemahaman sehingga  Al Quran menjadi aplikatif  & implementatif dalam kehidupan.
e.    Keyakinan  akan sesuatu yang diimani melahirkan kesungguhan untuk mencapai target-target ideal yang dikehendaki.
Demikian seharusnya, keimanan seorang muslim terhadap al Quran menuntut pengamalan sebagaimana yang dikandung oleh ayat di atas.
2.    Al Quran Sebagai Anugerah Terbesar Allah kepada Manusia
Turunnya Al Quran merupakan anugerah terbesar yang Allah curahkan kepada umat manusia. Kenyataan ini dikukuhkan oleh Al Quran itu sendiri pada Surat Al kahfi : 1, yang diawali dengan ungkapan kesyukuran ‘al-hamdulillah’. Lengkapnya ayat tersebut adalah sebagai berikut :
ﯛ  ﯜ  ﯝ   ﯞ  ﯟ  ﯠ  ﯡ  ﯢ     ﯣ  ﯤ  ﯥ  ﯧ  
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya (sebuah) kitab yang tidak ada kebengkokan (sedikitpun) padanya, (QS. Al Kahfi : 1)
Para ulama sepakat, partikel alif-lam yang mengawali kata ‘hamd’ bermakna al-istighraq yaitu ketercakupan dan keterliputan atas segala sesuatu. Maknanya adalah segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan segala kenikmatan yang tiada terhingga berupa diutusnya Rasul dan diturunkannya Al Quran sebagai kenikmatan yang tidak tertandingi. Hanya kalimat itulah yang pantas diucapkan sebagai bentuk kesyukuran atas nikmat Allah terbesar itu yaitu dengan mengucapkan ‘alhamdulillah’, karena kalimat ini telah ditetapkan oleh Allah swt sebagai kalimat yang meliputi keluasan dan ketakterhinggaan nikmat Allah yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, maka sudah sepantasnya, siapa pun yang mengucapkannya senantiasa diiringi dengan keseriusan, kesungguhan dan ketundukan agar pengucapannya semakin bermakna lalu meresap ke dalam hati dan bukan sekedar basa-basi.
Bagian akhir dari ayat di atas, Allah menegaskan bahwa pada Al Quran dan segala hal yang berkaitan dengannya tidak sedikitpun ada penyimpangan, kekurangan dan kebengkokan. Sedangkan alif-lam yang menyertai kata ‘kitab’ itu sendiri mengisyaratkan kesempurnaan. Jadi yang diturunkan Allah adalah Kitab yang sempurna, tidak ada penyimpangan, kekurangan dan kebengkokan sedikitpun pada hal-hal yang berkaitan dengannya apalagi informasi yang ada didalamnya. Oleh karena itu, siapa yang meyakininya, tidak sepantasnya dia menjauhi dan mengabaikan semua informasi yang diberikannya apalagi jika tidak mengenalnya. Sudah sepatutnya dia membangun keyakinan yang sangat kuat yang mendorongnya untuk segera beramal didasarkan semua hal yang difirmankan Allah di dalamnya berkaitan dengan perintah dan larangannya atau semua isyarat petunjuk yang datang darinya bahkan kewajiban berinteraksi dengannya sebagaimana yang disyariatkan di dalamnya.
Ayat berikutnya Allah swt berfirman ;
ﯨ  ﯩ    ﯪ  ﯫ  ﯬ  ﯭ  ﯮ        ﯯ  ﯰ   ﯱ  ﯲ  ﯳ  ﯴ  ﯵ   ﯶ  ﯷ 
Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memberikan peringatan (akan adanya) azab yang keras dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman yang senantiasa beramal saleh bahwasanya bagi mereka adalah pahala yang baik (surga). (QS. Al kahfi : 2)
Pada ayat kedua surat tersebut, Allah swt mempertegas kembali tentang kedudukan Al Quran bahwa ia benar-benar merupakan bimbingan yang lurus yang mengarahkan setiap manusia untuk mencapai target yang terbaik dalam hidupnya bukan saja di dunia tapi juga di akhirat. Melalui Al Quran, Allah swt mencurahkan kasih saying-Nya dengan memberikan peringatan kepada setiap manusia agar jangan salah langkah, salah dalam memilih dan mengambil panduan dalam kehidupan karena kecerobohan dan ketidakhati-hatian tersebut dapat memerosokkannya pada kehancuran dan siksa keras yang menyakitkan. Namun Al Quran tidak semata tampil menakutkan, ia juga berfungsi memberikan kabar gembira bagi setiap orang yang beriman yang membuktikan keimanannya melalui amal saleh. Dengan demikian, Al Quran berfungsi memberikan motivasi agar setiap mukmin melaksanakan dan tetap konsisten di jalan yang telah ditunjukinya karena yang demikian dapat mengantarkan pada kesuksesan dan akhir yang membahagiakan.  Kesimpulannya, siapa pun yang menginginkan kesuksesan hidup tidak hanya di dunia bahkan akhirat, maka petunjuknya hanya satu yaitu Al Quran dan setiap muslim akan merasakan manfaat yang besar dari Al Quran apabila ia telah menyukurinya sebagai sebuah kenikmatan terbesar yang Allah limpahkan kepada hamba-hamba-Nya melalui tahapan amalan interaksi yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tercantum di dalam Al Quran dan Sunnah.
3.    Sunnah Tertinggi dalam melaksanakan Islam
Sebagai muslim berkeyakinan bahwa tujuan penciptaan mereka adalah untuk mengabdi kepada Allah swt atau beribadah kepada-Nya. Sedangkan ibadah yang benar haruslah sesuai dengan tuntutan Allah dan tuntunan Rasul-Nya. Singkatnya, ibadah haruslah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah yang diberi tugas untuk merincikan, menjelaskan dan mengajarkan tatacara menghamba yang benar kepada Allah swt. hal yang paling pertama dilakukan oleh Rasulullah saw dalam melaksanakan agama ini adalah berinteraksi dengan al Quran. Dikukuhkannya beliau sebagai Nabi dan Rasul karena diturunkannya al Quran kepadanya. Dakwahnya bergerak karena al Quran. Beliau tidaklah melakukan tindakan kecuali atas perintah al Quran. Bahkan tidak jarang Rasulullah menunda pemberian keputusan pada persoalan yang diajukan oleh umatnya karena Allah belum menurunkan wahyu al Quran kepadanya.  Dengan demikian, interaksi pertama yang dilakukan Rasulullah dalam melaksanakan agama ini adalah berinteraksi dengan al Quran. Beliaupun memulai dengan membacanya, menghafalkannya, memahaminya lalu melaksanakannya dalam kehidupan dan mendakwahkannya. Keadaan ini digambarkan dalam QS. Al Qiyamah : 16-19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar